Senin, 15 Desember 2008

Puluhan Naskah Kuno Akan Diterjemahkan

fauqa — Sun, 24/02/2008 - 14:39

DALAM rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional 2008,
sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Pendidikan Basa Jeung
Sastra Sunda (Hima Pensatrada) UPI melakukan aksi dengan membawa
spanduk dan poster di Jln. Merdeka Bandung, Kamis (21/2). BEM Hima
Pensatrada itu menuntut keseriusan pemerintah untuk memelihara dan
menghormati bahasa daerah termasuk bahasa Sunda sesuai dengan
rekomendasi Unesco.*


Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Disbudpar Jabar menganggarkan
dana Rp 600 juta untuk biaya penerjemahan 40 naskah kuno yang terbit
pada abad ke-7 sampai ke-19. Naskah tersebut belum pernah
diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda. Beberapa naskah tersebut
bercerita mengenai sejarah, kebudayaan, dan teknologi pertanian yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat.

"Dari 40 naskah kuno yang akan diterjemahkan, masih tersisa 80 naskah
kuno lebih yang kini tersimpan di Museum Sri Baduga Maharaja. Anggaran
tersebut tidak hanya digunakan untuk biaya penerjemahan, tetapi juga
untuk biaya penerbitan dan biaya-biaya lainnya yang berkaitan erat
dengan pemeriksaan silang data yang ada di naskah tersebut ke beberapa
museum dan perpustakaan yang ada di luar negeri, khususnya di Leiden
Belanda," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa
Barat H.I. Budhyana, Kamis (21/2).

Budhyana yang ditemui di sela-sela acara "Mieling Poe Basa Indung"
(Memperingati Hari Bahasa Ibu) di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad Jln.
Dipati Ukur Bandung, mengatakan, bahasa Sunda menduduki posisi 33
dunia, sedangkan bahasa Cirebon di atas posisi 100 dari 330 bahasa
daerah di dunia. Budhyana berjanji akan menaikkan posisi bahasa Sunda
naik ke angka kurang dari 30, termasuk menaikkan posisi bahasa
Cirebon.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan mengatakan, bahasa
adalah warisan terbesar yang yang diberikan leluhur yang berfungsi
sebagai identitas autentik suatu bangsa. Selain itu, bahasa merupakan
alat komunikasi yang efektif dalam proses transfer nilai-nilai serta
kearifan budaya. Sudah seharusnya setiap elemen masyarakat menyadari
betapa berharga dan pentingnya bahasa daerah.

Sejak tahun 1999 Unesco menetapkan tanggal 21 Februari sebagai hari
bahasa ibu internasional setelah ditemukannya fakta bahwa setiap
sepuluh hari terjadi kepunahan satu bahasa daerah di seluruh dunia.
Oleh karena itu, Danny sangat mengapresiasi kegiatan yang
diselenggarakan Universitas Padjadjaran bekerja sama dengan Paguyuban
Panglawungan Sastra Sunda serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Disbudpar) Jawa Barat ini.

Rektor Unpad Ganjar Kurnia mengatakan, saat ini kesadaran orang tua
untuk mengajarkan bahasa daerah, dalam hal ini bahasa Sunda perlu
kembali ditingkatkan. "Banyak orang tua yang menganggap mendidik anak
dengan bahasa daerah itu berarti kampungan," ujarnya di sela-sela
Pasanggiri Ngeusian Tarucing Cakra.

Tidak ada komentar: